Selasa, 6 Mei 2025, bertempat di Ballroom Hotel Santika Surabaya, telah dilaksanakan kegiatan hari kedua Youth City Changers (YCC) dalam rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Tahun 2025.
Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan penampilan Tari Remo, tarian tradisional khas Jawa Timur yang melambangkan semangat, keberanian, dan penghormatan kepada tamu. Tari ini menjadi simbol penyambutan hangat kepada seluruh peserta dari 98 kota se-Indonesia.
Selanjutnya, seluruh peserta mengikuti upacara pembukaan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta Mars APEKSI yang menggugah semangat nasionalisme dan rasa persatuan antarpemuda kota.
Acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari:
1. Ketua Panitia YCC Munas VII APEKSI 2025, yang menyampaikan harapan agar kegiatan ini menjadi ruang tumbuhnya gagasan dan jejaring kolaboratif pemuda antar daerah.
2. Ketua APEKSI, yang menekankan pentingnya pelibatan generasi muda sebagai mitra strategis pemerintah kota.
3. Wali Kota Surabaya selaku tuan rumah, yang menyambut seluruh delegasi dengan hangat dan mengapresiasi kontribusi pemuda dalam mendorong transformasi perkotaan.
Setelah pembukaan, kegiatan berlanjut dengan Pemaparan Bursa Ide I, yang menghadirkan 115 delegasi dari 98 kota secara bergiliran untuk menyampaikan gagasannya sesuai tema yang telah ditentukan.
Delegasi Kota Parepare, yaitu Sarah Zhafirah & Fathir Muhammad Duta Pariwisata Kota Parepare 2024 yang didampingi oleh:
Bapak H. Iskandar Nusu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kota Parepare & Bapak Mansyur, S.Pd., M.M., Kepala Bidang Pemuda
menyampaikan presentasi berjudul:
“Cerdas Finansial: Mengantisipasi Pemuda dari Jeratan Pinjaman Online dan Meningkatkan Literasi Keuangan”.
Dalam pemaparannya, mereka mengangkat realita banyaknya pemuda yang terjebak dalam siklus utang akibat ketidaktahuan akan risiko aplikasi pinjaman online. Mereka menekankan pentingnya edukasi finansial yang aplikatif dan mudah diakses oleh pemuda sejak usia sekolah, melalui pendekatan berbasis komunitas, digitalisasi, serta keterlibatan pemerintah daerah.
Usai pemaparan, peserta melaksanakan istirahat, salat, dan makan (ishoma). Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan sesi Diskusi Kelompok Bursa Ide II, di mana seluruh peserta dibagi berdasarkan tema diskusi. Suasana menjadi semakin cair dan akrab berkat penyelenggaraan sesi games interaktif, yang bertujuan membangun komunikasi dan kepercayaan di antara anggota kelompok.
Dalam sesi ini:
Sarah Zhafirah tergabung dalam Kelompok 2 dengan topik Peluang Kerja
Fathir Muhammad bergabung dengan Kelompok 5 yang membahas Cerdas Finansial
Diskusi berlangsung dinamis, penuh pertukaran gagasan, dan mengedepankan semangat inklusivitas. Setiap peserta diberi ruang untuk menyampaikan pandangan, kendala di daerah masing-masing, serta merumuskan solusi kolaboratif. Hasil diskusi kelompok ini akan dihimpun sebagai bagian dari rekomendasi strategis pemuda dalam Munas APEKSI, yang nantinya menjadi bahan pertimbangan para Wali Kota dalam perumusan kebijakan berbasis kepemudaan di kota masing-masing.
Kegiatan hari kedua ini menjadi cerminan nyata bahwa pemuda kota tidak hanya memiliki semangat, tetapi juga visi yang kuat dan solusi konkret terhadap tantangan masa kini, mulai dari krisis iklim, ketimpangan ekonomi, hingga kesehatan mental. Melalui pemaparan dan diskusi yang berlangsung terbuka, para peserta menunjukkan bahwa masa depan kota ada di tangan mereka yang berani berpikir kritis dan bertindak kolaboratif.
Semangat yang terpancar dari seluruh peserta menunjukkan bahwa Youth City Changers bukan sekadar program, melainkan sebuah gerakan. Gerakan ini menggugah kesadaran bahwa pembangunan kota yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan hanya mungkin tercapai bila pemuda dilibatkan sejak proses perencanaan hingga pelaksanaan.