abu, 7 Mei 2025, kegiatan Youth City Changers (YCC) dalam rangkaian Munas VII APEKSI 2025 memasuki hari ketiga dengan semangat yang tetap tinggi. Agenda kali ini diselenggarakan di luar Hotel Santika, dengan memusatkan kegiatan di kawasan bersejarah Balai Pemuda Surabaya, yang menjadi ikon aktivitas seni dan budaya kota.
Kegiatan dibuka dengan Historical City Tour pada pagi hari, yang mengajak para delegasi untuk menyusuri jejak-jejak perjuangan bangsa Indonesia melalui kunjungan ke tiga titik penting sejarah:
1. Rumah Kelahiran Bung Karno – tempat lahir Presiden pertama RI, menjadi simbol awal perjuangan pemimpin besar bangsa.
2. Rumah HOS Cokroaminoto – dikenal sebagai tempat belajar tokoh-tokoh pergerakan seperti Soekarno dan tokoh nasional lain.
3. Sumur Jobong – sumur bersejarah yang memiliki nilai simbolik spiritual dan perjuangan rakyat Surabaya.
Kegiatan ini memberi makna reflektif tentang pentingnya sejarah dalam membentuk kesadaran generasi muda akan nilai kebangsaan, semangat perjuangan, dan peran strategis pemuda sebagai pewaris cita-cita kemerdekaan.
Siang harinya, seluruh peserta bergeser menuju Balai Pemuda Surabaya untuk mengikuti agenda utama: Bincang Muda, yang terbagi dalam dua sesi tematik.
Sesi 1 bertajuk “Pemuda dan Kepemimpinan Kota”, menghadirkan tokoh-tokoh kepala daerah yang telah terbukti berkomitmen terhadap pembangunan berbasis partisipasi generasi muda, di antaranya:
Dr. Bima Arya (Wali Kota Bogor), Eri Cahyadi (Wali Kota Surabaya), Illiza Sa’aduddin Djamal (Mantan Wali Kota Banda Aceh), Ika Puspitasari (Wali Kota Mojokerto)
Para tokoh ini berbagi inspirasi tentang pentingnya keberanian, kejujuran, dan integritas dalam kepemimpinan, serta mendorong para peserta YCC untuk turut mengambil peran dalam proses pembangunan dan pengambilan keputusan publik di masa depan.
Sesi 2 mengangkat tema “Pemuda, Media, dan Gerakan Sosial”, yang menampilkan narasumber dari kalangan muda kreatif dan aktivis sosial:
Andovi da Lopez (Content Creator & Aktivis), Ayyi Natasha (Inisiator Gerakan Sosial), Febrian Kiswanto, Muhammad Naufal
Mereka membagikan pengalaman dalam menginisiasi perubahan sosial melalui media digital, membangun komunitas, serta menjaga nilai-nilai keadilan, empati, dan keterlibatan sosial. Peserta diajak untuk memaknai media sebagai alat perjuangan, bukan sekadar hiburan.
Diskusi di Balai Pemuda ini berlangsung dinamis dan penuh antusiasme. Peserta diberi kesempatan untuk bertanya, berdialog langsung, dan bahkan menyampaikan ide-ide perubahan yang telah mereka gagas sejak awal rangkaian kegiatan Youth City Changers.
Kegiatan hari ketiga ini bukan hanya menjadi ruang pembelajaran sejarah dan kepemimpinan, tetapi juga menjadi panggung nyata bagi pemuda untuk menyuarakan pemikiran dan semangat perubahan. Balai Pemuda Surabaya menjadi saksi semangat generasi baru dalam menyongsong masa depan kota yang lebih inklusif, kreatif, dan berkarakter.
Dengan semangat kolaborasi dan kesadaran sejarah, para peserta kembali ke hotel dengan membawa pengalaman yang mendalam — bukan hanya sebagai delegasi, tetapi sebagai calon pemimpin dan penggerak kota masa depan.